Presiden Prabowo Hadiri SPIEF 2025 di Rusia, Fokus Perkuat Ekonomi dan Diplomasi Bilateral

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, hadir bot spaceman dan menjadi pembicara utama dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. Kehadirannya menyita perhatian internasional, terutama karena keputusannya memilih forum Rusia ketimbang menghadiri KTT G7 di Kanada.

1. Momentum Strategis di Tengah Tatanan Geopolitik Multipolar

SPIEF 2025 yang diselenggarakan bertema “Shared Values: The Foundation of Growth in a Multipolar World” mempertemukan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Vladimir Putin, anggota delegasi China, Bahrain, dan Afrika Selatan. Prabowo tampil sebagai tokoh ASEAN paling senior dan satu-satunya kepala negara Barat-Negara, memperkuat citra Indonesia sebagai kekuatan dunia yang percaya diri dan mandiri.

Pada forum pleno di ExpoForum, Prabowo menegaskan prinsip politik luar negeri bebas dan aktif, serta peran suara diplomasi damai Indonesia dalam menyelesaikan konflik global, termasuk di Ukraina dan Timur Tengah. Ia menekankan ide gencatan senjata dan solusi damai universal, merujuk pada model Semenanjung Korea, memperlihatkan konsistensi diplomasi Indonesia.

2. Strategi Ekonomi: FTA EAEU & Investment Fund

Lawatan Prabowo bertepatan dengan finalisasi perundingan Free Trade Agreement (FTA) antara Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU), yang diperkirakan rampung di 2025. Kesepakatan ini membuka akses bagi komoditas unggulan Indonesia—minyak sawit, kopi, karet—ke pasar negara-negara anggota EAEU seperti Rusia, Belarus, dan Kazakhstan.

Lebih lanjut, kesepakatan ditandatangani antara sovereign wealth fund Indonesia (Danantara) dan Russian Direct Investment Fund membentuk dana investasi bersama senilai €2 miliar (US$ 2,9 miliar). Ini menunjukkan komitmen nyata dari kedua pihak dalam membiayai proyek teknologi, energi, dan infrastruktur strategis.

3. Diplomasi Bilateral Kuat: Temu Putin & Deklarasi Strategis

Deklarasi bersama mencakup penguatan kerja sama di sektor pertanian, antariksa, energi, dan militer-teknis.

Baca Juga:  Sandur, seni yang distigma PKI kini bangkit setelah terkubur

4. Biodata Pidato & Capaian Nasional

Dalam pidato pada sesi pleno, Prabowo memaparkan hasil awal pemerintahannya: peningkatan produksi beras dan jagung sebesar 50% dalam 7 bulan, merupakan pencapaian terbesar dalam sejarah Indonesia. Pidato ini bukan hanya menunjukkan keberhasilan domestik, tapi juga kemampuan diplomasi ekonomi Indonesia untuk memimpin pembangunan pangan di tingkat global.

5. Reaksi & Dampak Internasional

Sementara kelompok pendukung seperti Michael Umbas, Ketua Arus Bawah Prabowo (ABP), menyambut bahwa Prabowo berhasil menegaskan posisi Indonesia sebagai “aktor strategis” di panggung global.

Namun, partisipasi Indonesia di SPIEF juga memunculkan reaksi skeptis dari Barat. Badan Pembangunan Rusia melaporkan bahwa forum ini sepi dari investor Barat; tetapi hadirnya Prabowo memberi nilai simbolis kuat untuk Kremlin. Sementara itu Reuters dan Al Jazeera mencatat bahwa agenda FTA dan investasi menunjukkan realitas ekonomi di balik kunjungan tersebut .

6. Makna Strategis Ke Depan

Lawatan ini mempertegas arah diplomasi dengandua kaki Indonesia: tetap berperan aktif di tatanan global, sambil memperluas kemitraan non-tradisional. Bergabungnya Indonesia dalam BRICS sejak Januari 2025 turut memperluas peluang kerja sama dengan Rusia dan negara-negara Global South.

Penguatan FTA EAEU memberikan akses penting pasar Eropa-Asia, sedangkan investasi bersama di bidang teknologi dan infrastruktur memperkuat fondasi ekonomi jangka panjang. Selain itu, subjek sektor antariksa—rencana pembangunan spaceport di Biak—menandai ambisi teknologi tinggi bersama Rusia.