Jeihan Sukmantoro: Pelukis Legendaris Indonesia dengan Gaya Ikonik
Jeihan Sukmantoro (26 September 1938 – 29 November 2019), lebih dikenal sebagai Jeihan, adalah salah satu maestro seni lukis Indonesia. Sebagai pendiri Studio Seni Rupa Bandung, Jeihan dikenal luas melalui gaya lukisnya yang unik dan penuh karakter.
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Jeihan Sukmantoro lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 26 September 1938. Namun, ia mengklaim asalnya dari Desa Candi, Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah. Sejak kecil, Jeihan sudah menunjukkan bakat seni dan belajar melukis di Himpunan Budaya Surakarta (HBS).
Pada 1960, ia pindah ke Bandung untuk memperdalam seni di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, ia tidak menyelesaikan pendidikannya karena memiliki pandangan yang berbeda dari sistem pendidikan formal. Pengalaman mendekati kematian di masa kecilnya, akibat kecelakaan serius yang menyebabkan cedera otak, membentuk cara pandangnya terhadap kehidupan dan seni.
Ciri Khas Lukisan Jeihan Sukmantoro
Jeihan menciptakan identitas seni yang mudah dikenali dengan gaya lukisan figuratifnya. Objek lukisannya ditandai dengan mata hitam pekat, yang disebutnya sebagai simbol misteri dan perjalanan manusia. Selain itu, ia menggunakan latar berwarna datar dan sederhana dengan perpaduan nuansa mistik Timur dan Barat.
Kurator seni Mikke Susanto menyebut bahwa mata hitam dalam karya Jeihan adalah simbol realitas masa depan. Gaya khas ini pertama kali ia temukan pada 1963 saat berkuliah di ITB. Warna-warna kontras dalam lukisan Jeihan sering menciptakan kesan meditatif yang mendalam.
Perjalanan Karier dan Pameran
Jeihan telah menggelar lebih dari 100 pameran, menerbitkan enam buku, dan memproduksi dua film dokumenter. Karya-karyanya diminati para kolektor seni dari Amerika, Australia, hingga Eropa. Ia juga telah melukis sejumlah tokoh ternama, seperti Mari Elka Pangestu dan Taufiq Kiemas.
Pada 1978, Jeihan mendirikan Studio Seni Rupa Bandung di samping rumah Sudjoko, salah satu gurunya. Studio ini menjadi ruang bagi seniman muda untuk berkarya dan mengembangkan kreativitas mereka.
Salah satu pamerannya yang terkenal adalah “Soul of Art” pada 28-29 Mei 2012 di Pacific Place, Jakarta.
Penghargaan dan Warisan Jeihan Sukmantoro
Jeihan menerima banyak penghargaan, seperti Perintis Seni Rupa Jawa Barat (2006) dan Anugerah Budaya Kota Bandung (2009). Ia juga menjadi anggota komite The World Art and Culture Exchange Association Inc. yang berpusat di New York.
Meski Jeihan telah tiada, warisannya sebagai pelukis berkarakter kuat terus hidup melalui karya-karya ikonisnya. Seni yang ia tinggalkan menjadi bagian penting dari sejarah seni rupa Indonesia.