Pengertian Alat Musik Sasando Serta Sejarah, Fungsi, Dan Cara Bermain

Pengertian Alat Musik Sasando

Sasando adalah sebuah alat musik tradisional khas dari Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Alat musik ini terbuat dari sejumlah bambu yang diikat dan dipasang pada sebuah tabung kayu sebagai resonator. Sasando dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jari tangan, sambil diatur nada dan iramanya dengan menggerakkan seutas tali yang terhubung dengan bambu-bambu tersebut. Suara yang dihasilkan oleh sasando terdengar sangat khas dan unik, serta mampu menghasilkan melodi yang indah dan menyejukkan hati. Sasando sendiri memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi, menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat di Nusa Tenggara Timur dan juga digunakan dalam berbagai acara adat dan ritual keagamaan di sana.

Sejarah Singkat Alat Musik Sasando

Sasando ditemukan pada kisaran abad ke-17 di Pulau Rote ketika 2 orang penggembala domba menyadari ada suara yang terdengar dari wadah air yang mereka gunakan. Pada awalnya, senar yang ada pada sasando juga terbuat dari lidi daun lontar, tetapi sekarang mungkin kita bisa melihatnya menggunakan senar yang dipakai pada biola, sejak kedatangan Portugis yang membawa alat musik gesek tersebut. Jumlah senar yang ada pada sasando juga variatif, awalnya berjumlah 7 s.d. 10 senar, lalu bertambah menjadi 24 s.d. 28 senar dan bertambah lagi menjadi 32 s.d. 48 senar. Dikarenakan senarnya memutari tubuh sasando, agak sulit untuk belajar memetik bagian yang paling belakang. Hal yang perlu kita pelajari saat cara memainkan sasando, yaitu:

  • Kenali nada yang harus bisa dijangkau oleh jari tangan kanan, seperti: re, si, la, sol, fa, mi, re, do.
  • Kenali juga nada jangkauan tangan kiri, seperti: sol, fa, mi, re, do, la, sol, fa, mi, re, do dan juga ada bass di paling belakang.
  • Pelajari cara membentuk chord. Untuk memainkan chord, normalnya pemain sasando menggunakan tangan kanan.
  • Untuk memainkan melodi, pertama kita harus mengenal dulu note pada lagu yang akan kita mainkan.
  • Perlu diingat, sebelum memainkan sasando, kita juga harus mengenal bagian dan juga masing-masing fungsi yang ada pada tubuh sasando.

Alat Musik Sasando

Jika kalian memiliki basic piano atau keyboard, sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mempelajari cara bermain sasando karena pembentukan chordnya hampir sama, bedanya chord piano menggunakan tangan kiri.

Fungsi Alat Musik Sasando

Sasando memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan masyarakat di Nusa Tenggara Timur. Pertama, alat musik ini digunakan sebagai sarana hiburan dan seni pertunjukan, baik dalam acara adat, upacara keagamaan, maupun pertunjukan seni budaya. Sasando sering dimainkan sebagai musik latar atau pengiring tari tradisional, sehingga menjadi bagian penting dalam pengembangan seni pertunjukan di Nusa Tenggara Timur. Selain itu, sasando juga memiliki fungsi religius dan spiritual. Sasando sering dimainkan dalam upacara keagamaan seperti pernikahan adat, upacara kematian, dan upacara adat lainnya.

Sasando dianggap dapat menghubungkan dunia roh dengan dunia nyata, sehingga dipercayai dapat membawa keberuntungan dan keselamatan bagi masyarakat yang memainkannya. Selain itu, sasando juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Alat musik ini merupakan salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya, sehingga menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian budaya dan identitas lokal. Dalam keseluruhan fungsi-fungsinya, sasando memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan seni budaya dan kehidupan masyarakat di Nusa Tenggara Timur, serta menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia secara keseluruhan.

Baca Juga:  Pengertian Seni Musik Metal Serta Sejarah, Aliran, Ciri, Dan Contoh

Cara Memainkan Alat Musik Sasando

Sasando dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari-jari tangan sambil diatur nadanya dengan menggerakkan seutas tali yang terhubung dengan bambu-bambu tersebut. Untuk memainkannya, pemain harus duduk dengan posisi kaki bersila dan meletakkan sasando di depannya. Jari-jari tangan pemain kemudian akan menyentuh setiap bambu yang ingin dimainkan dengan gerakan petikan ke arah atas atau bawah. Sementara itu, gerakan tali yang diatur oleh jari tangan lainnya akan memperkuat bunyi yang dihasilkan dan mengatur nada yang diinginkan. Teknik memainkan sasando membutuhkan keterampilan dan latihan yang cukup, karena setiap bambu memiliki nada yang berbeda dan pemain harus memperhatikan posisi jari-jari tangan pada setiap bambu.

Cara Bermain Alat Musik Sasando

Beberapa pemain sasando juga menggunakan teknik “vibrato” untuk menambahkan efek getar pada nada yang dihasilkan, dengan cara menggoyangkan tali yang terhubung dengan bambu secara cepat. Selain itu, pemain sasando juga harus memperhatikan volume suara yang dihasilkan, karena alat musik ini dapat menghasilkan suara yang cukup keras dan sering digunakan dalam acara adat dan ritual keagamaan. Dalam pemakaian sehari-hari, sasando biasanya dimainkan secara solo atau dikombinasikan dengan alat musik lain seperti gong dan tifa untuk menghasilkan musik yang lebih kompleks dan indah.

Cara Membuat Alat Musik Sasando

Beberapa bahan yang diperlukan dalam pembuatan sasando yaitu: kayu, paku penyangga, senar string, daun lontar dan bambu. Itupun tak menutup kemungkinan adanya bahan tambahan lainnya. Berikut gambaran mudah proses pembuatan alat musik sasando:

Pertama, bambu dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Lalu, kedua ujung bambu ditutup dengan kayu jati sehingga hanya tersisa rongga di bagian dalam saja.

Kedua, agar terlihat menarik, ruas bambu dilukis dengan pewarna yang tahan air, lalu disemprotkan dengan pernis agar warna awet dan tak mudah luntur.

Ketiga, daun lontar dibentuk melengkung seperti setengah lingkaran. Lalu, sebagai tali pengikat lidi daun lontar yan diiris tipis-tipis untuk menyatukan lembaran daun lontar yang satu dengan lainnya.

Keempat, biarkan apa adanya selama beberapa hari hingga yakin sudah kering dan mengeras.

Terakhir, setelah kering, gabungkan rangkaian daun lontar tersebut dengan tabung bambu yang sudah dipasangi senar.
Yeremias A Pah, adalah salah satu dari sekian pengrajin sasando yang ikut menyumbangkan tenaganya, untuk melestarikan kebudayaan daerahnya.

Menurutnya, pengrajin sebenarnya cukup banyak di beberapa lokasi di NTT, namun berkurang seiring berjalannya waktu. Di era modern seperti saat ini, sudah ada juga sasando elektrik yang menghasilkan suara lebih indah lagi.