Pengertian Batik Kawung Serta Sejarah, Macam, Dan Perkembangannya

Pengertian Batik Kawung

Makna yang tersirat dari batik Kawung ini adalah harapan untuk yang menggunakannya agar selalu ingat dari mana mereka berasal. Batik ini akan mencerminkan makna kesucian kemurnian serta kesempurnaan. Manusia yang mengenakan batik Kawung, diharapkan menjadi pribadi yang unggul dan ideal oleh karenanya filosofi batik Kawung ini memang terkesan suci dan sakral. Empat buah Kawung yang disusun geometris menggambarkan kondisi sosial masyarakat Jawa. Sementara motif kelopak bunga lotus yang melambangkan kesucian.

Tak hanya itu, motif titik-titik yang mengarah dari pusat ke empat penjuru Kawung menggambarkan kekuatan pusat (Kesultanan) dan keadilan sebagai pengatur pemerintahan. Kesultanan membuat peraturan serta hubungannya dengan masyarakat. Pemakaian warna yang menggunakan peralihan gelap dan terang menunjukkan makna sifat manusia yang beragam. Pada akhirnya, makna batik motif Kawung erat kaitannya dengan filosofi Jawa kuno mengharapkan manusia untuk selalu kembali ke asalnya dan tidak melupakan akar jati dirinya.

Sejarah Batik Kawung

Menurut sejumlah sumber, batik Kawung berasal dari Yogyakarta. Jenis batik ini dikenal mempunyai nilai filosofi tinggi dan tidak hanya di aplikasikan untuk kain atau pakaian saja. Lebih dari itu, batik Kawung juga dijadikan ornamen pada berbagai benda. Mulai dari bantal sofa lukisan, hingga dekorasi bangunan. Dari Jurnal UGM, batik Kawung diciptakan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram dengan mengambil dari bahan dari alam sekitar. Pada awalnya, motif batik muncul dengan bentuk ukiran dinding yang ada di beberapa candi di pulau Jawa. Salah satunya, dapat dilihat pada ukiran motif Kawung di candi Prambanan. Kawung sendiri bermakna buah kolang-kaling dari pohon aren. Buah Kawung berwarna putih dengan ukuran kecil dan berbentuk lonjong.

Batik Kawung

Pola batik Kawung dibentuk dengan menyusun 4 bulatan Kawung dan 1 di tengah yang menggambarkan sepasar dalam budaya Jawa. Sepasar adalah satuan hari di Jawa, yakni; Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon. Pola ini menjadi simbol hubungan masyarakat yang gotong-royong dan saling berdekatan sehingga masyarakat desa hidup damai sejahtera serta rukun satu sama lain. Di masa lalu, motif batik ini hanya digunakan oleh keluarga Keraton. Batik berciri khusus Keraton dan para bangsawan Jawa tersebut tidak boleh dipakai kalangan rakyat biasa. Motif batik yang dilarang tersebut adalah motif Parang, Semen, Udan Liris, Sawat, Alas-alasan, Cemungkiran, dan Kawung. Setelah kerajaan Mataram terbagi menjadi dua yaitu Yogyakarta dan Surakarta, batik warisan kerajaan Mataram tersebut digunakan oleh semua orang. Oleh karena itulah, motif batik Kawung ini menjadi salah satu warisan budaya yang terkenal di Indonesia.

Macam-macam Motif Batik Kawung

Jenis dari motif batik Kawung sendiri sangat beragam. Pembagian tersebut berdasarkan dari pola, ukuran, dan motif perpaduan.

Berdasarkan Pola, terbagi menjadi beberapa jenis yaitu batik Kawung Kopi, Kawung Sekar Ageng, Kawung semar, Kawung Sari, dan Kawung Geger.

Berdasarkan Ukuran, terbagi menjadi batik Kawung Kemplong, Kawung Sen, Kawung Bribil, dan Kawung Picis.

Berdasarkan Motif Perpaduan, terbagi menjadi batik Kawung Kembang, Kawung Seling, dan Kawung Buntal.

Beberapa Variasi Motif Batik Kawung:

1. Motif Kawung Picis

Kawung Picis berukuran paling kecil karena merupakan motif Kawung seukuran uang 10 yen. mata uang inni merupakan satuan terkecil yang ditandai dengan bulatan-bulatan kecil dengan isen-isen titik. Motif ini dipakai oleh abdidalem kinasih atau abdi keraton yang memiliki tingkatan rendah dengan posisi yang dekat dengan Sultan dan keluarganya.

Baca Juga:  Pengertian Aliran Dadaisme Serta Ciri, Sejarah, Pengaruh, Dan Tokoh

2. Motif Kawung Bribil

Motif Kawung Bribil lebih besar dari Kawung Picis. Bribil merupakan mata uang berbahan nikel setengah sen dengan ukuran lebih besar daripada Picis.

3. Motif Kawung Sen

Motif Kawung Sen memiliki bentuk formasi bulat dan lonjong. Ukurannya pun lebih besar Kawung Bribil. Motif Kawung ini dikenakan oleh abdidalem keraton yang memiliki tingkat jabatan setara tumenggung untuk menghadap raja dalam suatu kegiatan atau acara khusus.

4. Motif Kawung Kopi

Motif Kawung kopi memiliki bentuk bulatan lonjong dengan pola 4 buah Kawung melingkar yang disusun. Terdapat garis yang membagi bulatan Kawung secara diagonal/miring sehingga memberi efek seakan-akan bermotif biji kopi pecah. Pada masa kini, motif Kawung Kopi diproduksi dengan warna-warna yang cerah dan kontras.

5. Motif Kawung Beton

Batik Kawung Beton mempunyai ciri 4 bulatan dengan 2 titik persegi empat. Pola ini juga menampilkan garis silang di antara 4 bulatan. Beton merupakan bahasa Jawa yang berarti buah nangka. Makna batik ini adaah bahwa perbuatan baik tak selalu ditunjukkan ke luar, bagaikan biji buah nangka yang membawa manfaat meski dalam keadan tersembunyi. Motif Kawung beton ini biasa dikenakan oleh abdidalem laki-laki di keraton yang sehari-harinya dekat dengan putra raja (ksatria).

Motif Batik Kawung

6. Motif Kawung Sekar Ageng

Kawung Sekar Ageng memiliki motif bunga besar (sekar berati bunga, ageng berarti besar). Motif Kawung Sekar Ageng umumnya dipakai para abdidalem kinasih dari kalangan perempuan (emban) yang sehari-harinya berhubungan dengan raja serta keluarganya.

7. Motif Sekar Jagad

Motif sekar jagad memiliki makna kebahagaan. Motif ini sering dipakai untuk acara pernikahan untuk pengantin laki-laki dan perempuan. Motif ini melambangkan kebahagiaan, cinta kasih antara satu sama lain di alam raya. Sekarjagad sendiri berarti bunga dari jagad raya.

8. Motif Kawung Seling

Motif Kawung seling mengandung suatu pengharapan akan sifat-sifat positif dan kebaikan hati, kemampuan mengendalikan diri dan emosi, serta menahan hawa nafsu. Motif Kawung seling ini kerap digunakan oleh para abdidalem perempuan (emban) yang jabatannya lebih tinggi.

9. Motif Kawung Buntal

Motif Kawung buntal terdiri dari elemen Kawung yang berukuran kecil dan dikombinasi dengan bunga kenikir. Biasanya motif ini dipakai oleh abdidalem perempuan yang jabatannya lebih tinggi.Terutama emban yang biasanya berjalan mengikuti raja.

10. Motif Kawung Kembang

Motif ini berbentuk Kawung yang didesain seperti kembang. Di dalamnya terdapat lingkaran dengan titik-titik di bagian pusat kembang. Motif Kawung Kembang biasa dikenakan oleh para abdidalem perempuan yang memiliki jabatan lumayan tinggi yaitu oleh para perias keraton.

Berkembangnya Batik Kawung Modern di Masa Kini

Dengan semakin berkembangnya zaman, batik Kawung sendiri sekarang ini tetap eksis dan mudah ditemukan. Berbagai produk banyak yang sudah menggunakan motif batik Kawung ini. Mulai dari busana, ornamen, hiasan dinding dan lain-lain. Cara pembuatannya sendiri kini tidak harus menggunakan metode manual dengan canting. Banyak juga UMKM yang memproduksi batik Kawung dengan mesin cetak. Tentunya, hal ini membuat semakin mudah dan kuantitas batik Kawung yang diproduksi juga lebih banyak. Batik Kawung merupakan warisan budaya nusantara yang harus terus dijaga kelestariannya. Peran masyarakat di masa sekarang ini untuk melestarikan jenis batik ini misalnya dengan menggunakannya pada berbagai kesempatan baik itu acara formal maupun santai.