Pengertian Seni Tari Remo Serta Sejarah, Makna, Dan Komposisi

Pengertian Seni Tari Remo

Tarian Remo atau Ngremo adalah jenis tarian yang bisa dilakukan oleh laki-laki dan wanita. Biasanya dipentaskan ketika acara penyambutan tamu agung dan pejabat. Gerakan penari Remo diiringi oleh musik tradisional Gamelan. Sedangkan pakaian penari Remo antar daerah dapat berbeda-beda, menyesuaikan baju adat Surabaya, Lamongan, Jombang, Remo Putri dan Sawunggaling. Selain digunakan untuk menyambut tamu, tarian ini juga sering disebut sebagai Tari Ludruk karena awalnya berfungsi sebagai pembuka kesenian Ludruk. Tari Remo mempunya nilai sejarah dan filosofi pada setiap gerakannya. Oleh sebab itu, tarian ini menjadi salah satu jenis tari yang unik.

Sejarah Dan Perkembangan Seni Tari Remo

Menurut sejarah, Tari Remo berasal dari sebuah desa di Jombang, yaitu Desa Ceweng, Kecamatan Diwek. Tarian ini diciptakan oleh para seniman jalanan pada masa lalu dengan mengusung tema atau cerita pangeran gagah dan berani. Seni tari ini telah ada sejak tahun 1930-an bersamaan dengan kesenian ludurk yang sedang berkembang pesat. Tari Remo bercerita tentang perjuangan seorang pangeran di tengah pertempuran. Hingga saat ini tarian asli Jawa Timur ini digunakan sebagai sarana komunikasi antar masyarakat.

Di masa awalnya, tarian ini diperkenalkan dengan cara penampilan keliling oleh para seniman tari. Kemudian berkembang dan ditampilkan dalam acara-acara tertentu, termasuk pembukaan pentas ludruk. Tari Remo sangat berkaitan dengan pertunjukkan ludruk. Bahkan tarian ini dapat dikenal luas di daerah luar Jombang karena selalu dipentaskan ketika ludruk akan dimulai. Hingga akhirnya beberapa daerah mengadaptasi jenis tarian ini.

Dulu Tari Remo hanya dilakukan oleh penari pria, sesuai dengan tema yang diusung oleh tari ini. Akan tetapi saat ini banyak penari Remo wanita yang juga melakukannya. Meski dilakukan oleh penari wanita, namun pakaian tari tetapi busana pria. Selain di Jombang, Tari Remo juga berkembang di daerah lain disekitar Jawa Timur. Perkembangan tersebut berkaitan dengan akulturasi adat budaya. Oleh sebab itu tidak heran jika ada Tari Remo dengan Gaya Surabayanan, Gaya Sawunggaling, Gaya Jombang, Gaya Malangan dan sebagainya.

Makna Dan Filosofi Seni Tari Remo

Pada setiap tari mengandung unsur-unsur seni, filosofi dan makna pada gerakannya. Gerakan Tari Remo seperti gerakan gedrug atau menghentak bumi merupakan simbol kesadaran manusia atas kehidupan yang di ada di muka bumi. Sedangkan gerakan gendewa pada tarian ini diartikan sebagai pergerakan manusia yang sangat cepat seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Kemudian ada makna dari gerakan tepisan yang mengandalkan kecepatan dan kecekatan tangan dalam bergerak. Selain itu ada pula gerakan menggesek-gesekkan kedua telapak tangan yang bermakna sebagai simbol penyatuan kekuatan yang ada dalam diri manusia. Serta Ngore Remo, yaitu berupa gerakan seperti merias diri terutama bagian rambut.

Komposisi Seni Tari Remo

Agar kita memahami apa maksud dan arti sebuah tarian, maka harus memahami konsep tariannya. Konsep Tari Remo sendiri terdiri dari pemeran tarian atau penari, gerakan, busana, musik atau gamelan, serta dekorasi panggung.

Baca Juga:  Keunikan Gerak Tari Tradisional Serta Motif, Ragam, Jenis, Dan Unsur

1. Penari

Umumnya Tarian Remo dilakukan oleh laki-laki karena gerakan dalam tarian ini menggambarkan seorang pangeran yang gagah berani tengah berada di medan laga. Sisi kejantanan adalah yang ingin ditonjolkan dalam setiap gerakannya. Namun seiring perkembangan zaman, Tari Remo tidak hanya dilakukan oleh para pria karena banyak penari wanita yang bisa melakukannya. Dari kondisi tersebut maka muncul istilah Tari Remo Putri. Konsep gerakan tarian ini tidak jaug berbeda, akan tetap aura penari laki-laki dan perempuan secara tidak langsung akan terasa.

2. Gerakan Tari Remo

Ciri khas utama dari gerakan Tarian Remo adalah gerak-gerik kaki yang menghentak secara dinamis. Ketika menari, para penari mengenakan gelang kaki dengan lonceng kecil, sehingga ketika bergerak atau menghentakkan kaki, lonceng tersebut akan berbunyi. Bunyi lonceng dari gelang kaki tersebut dipadukan dengan musim gamelan pengiringnya, sehingga dapat menyatu dan membentuk harmonisasi. Selain gerakan kaki, karakteristik gerakan Tari Remo adalah gerakan sampur dengan selendang, kepala, kuda-kuda serta ekspresi wajah penari.

3. Busana atau Kostum

Pakaian penari Remo sangay beragam tergantung daerahnya, misalnya kostum Tari Remo Gaya Surabaya, Sawunggaling, Malangan, atau Jombangan. Akan tetapi seluruh pakaian tersebut memiliki persamaan, yaitu penari menggunakan ikat kepala berwarna merah, baju lengan panjang, celana setinggi lutut, kain batik corak pesisiran, kain setagen yang dipakai di pinggang, selendang bahu, serta gelang kaki berlonceng. Sedangkan busana penari Remo perempuan agak sedikir berbeda, yaitu rambut penari di sanggul, menggunakan mekak hitam sebagai penutup dada, rapak pada bagian pinggang hingga lutut sertap selendang pada bahu.

4. Musik Pengiring Tari Remo

Pementasan tari sulit dilepaskan dari musik sebagai pengiringnya. Musik pengiring tari berfungsi unutk menyelarkan gerakan tari dengan tempo. Pada Tari Remo suara lonceng gelang kaki yang digunakan penari akan berpadu dengan musik pengiring. Jenis alat musik pengiring Tari Remo adalah gamelan dengan jenis irama atau gendhing jula-juli atau tropongan.

5. Tata Panggung atau Dekorasi

Menurut sejarah, tarian ini ditampilkan sebagai tarian pembuka pertunjukan ludruk. Oleh karena itu, desain panggung dan dekorasinya seperti pertunjukkan ludruk. Namun saat ini Tarian Remo juga digunakan untuk menyambut tamu-tamu besar sehingga desan panggung menyesuaikan dengan acara yang diselenggarakan.

6. Tata Rias Penari

Penari Remo juga memakai riasan wajah pada bagian alis yang dibuat tebal dan bercabang. Kemudian bagian pipi akan diberi warna merah tebal dengan kumis serta jambang yang dibuat dengan pensil alis. Tata rias tersebut bertujuan agar penampilan penari sesuai dengan konsep gerakan serta makna yang ada dalam Tari Remo. Riasan wajah juga meningkatkan penyampaian maksud tarian kepada penonton.