Pengertian Seni Teater Serta Fungsi, Unsur, Jenis, dan Contohnya
Pengertian Seni Teater
Istilah “seni teatrikal” mengacu pada bentuk ekspresi dramatis yang menggunakan gerakan, lagu, dan tarian untuk menggambarkan perilaku manusia sambil juga menggabungkan dialog yang dilakukan aktor. Kata “theatron”, yang menunjukkan teater atau lokasi, adalah sumber kata teater.
Dalam bahasa Inggris biasa, bisa juga dipahami sebagai sebuah adegan tentang perjalanan hidup seseorang yang disajikan dengan cara yang masuk akal untuk diperlihatkan kepada penonton sesuai dengan naskah yang telah ditulis.
Fungsi Seni Teater
Sesuatu di dunia ini selalu memiliki fungsi, tidak terkecuali seni. Anda harus mengetahui tujuan terkait teater berikut antara lain:
1. Sebagai sarana upacara
Dahulu awal kemunculan seni teater, ia digunakan sebagai sarana upacara untuk persembahan atas dewa Dynesos dan juga untuk upacara pesta Dewa Apolla. Untuk teater sebagai sarana upacara, dalam pelaksanaannya tidak memerlukan penonton. Hal ini dikarenakan penonton tersebut sudah menjadi bagian dari anggota pelaksanaan upacara itu sendiri.
2. Sebagai media ekspresi
Sebagai media ekspresi, maka pelakunya bisa mengekspresikan seninya melalui gerak dan dialog yang dilakukannya.
3. Sebagai media pendidikan
Cerita yang dibawakan dalam sebuah teater pada akhirnya akan memberikan pesan moral tersendiri, baik secara implisit maupun eksplisit. Sehingga, penonton dapat mengambil pelajaran dari drama yang dibawakan.
4. Sebagai media hiburan
Adanya drama atau pertunjukan teater juga bisa diperuntukkan refreshing atau sekedar hiburan. Setiap penampilan baik dari gerakan, dialog, dan juga kostum telah dipersiapkan secara matang agar dapat menghibur penonton.
Unsur-unsur Seni Teater
Karena teater terdiri dari berbagai komponen maka dapat dikatakan sebagai seni. Karakteristik ini juga yang membedakan satu bentuk seni dari yang lain. Baik komponen internal maupun eksternal membentuk elemen teater, yang selanjutnya dapat dibagi menjadi dua kategori.
A. Unsur Internal Seni Teater
Beberapa unsur internal yang dimiliki kesenian teater. Antara lain adalah sebagai berikut:
1. Naskah
Naskah merupakan teks yang berisikan tentang jalan cerita serta penggambaran tokoh dan dialog yang harus dilakukan nantinya oleh pemeran drama. Dengan adanya naskah, maka jalan cerita yang akan dibawakan lebih terstruktur sehingga alur ceritanya menjadi jelas.
2. Pemain
Unsur kedua yang harus ada pada suatu kesenian drama adalah pemain. Pemain adalah yang nantinya melakukan eksekusi dari cerita yang telah dibuat. Pemain akan memperagakan karakter melalui gerak dan juga dialog. Pemain atau peran sendiri dibagi menjadi tiga yakni peran utama, peran pembantu, dan juga peran tambahan.
3. Sutradara
Sutradara merupakan orang yang memimpin jalannya drama atau cerita. Ia adalah orang yang menentukan siapa yang cocok memainkan peran tertentu dan bagaimana cerita akan dibuat.
4. Pentas
Pentas juga merupakan unsur internal dari teater yang mana mendukung unsur-unsur yang lainnya. Diperlukan suatu ruang untuk pentas berserta pernak perniknya sehingga pertunjukkan drama semakin meriah dan bagus.
5. Properti
Properti adalah benda yang menjadi pendukung jalannya cerita. Misalnya meja, kursi, dekorasi, dan lain sebagainya. Adanya properti membuat jalan cerita yang disampaikan menjadi semakin hidup.
B. Unsur Eksternal Seni Teater
Selain unsur internal, sebuah teater juga harus memperhatikan unsur eksternal. Unsur-unsur eksternal tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Staf produksi
Merupakan tim yang berkaitan dengan pimpinan produksi dan juga jajaran anggota dibawahnya. Tugas dari staf produksi ialah mengurus segala hal tentang produksi, penetapan biaya, fasilitas, dan lain lain.
2. Derektor
Merupakan orang yang memiliki tugas untuk mengarahkan jalannya naskah, mempersiapkan pemain, dan juga mengatur hal yang dikerjakan bagian desainer dan juga jajaran dibawahnya.
3. Stage manager
Merupakan pimpinan yang memiliki tanggungjawab panggung pementasan yang mana juga memiliki peran untuk membantu sutradara.
4. Desainer
Ialah orang yang mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan kostum, perlengkapan drama, pencahayaan, serta tata lampu.
5. Crew
Ialah pemegang divisi yang terdapat di desianer, seperti bagian tata lampu, pentas, tata musik, dan lain sebagainya.
Jenis dan Contoh Seni Teater
Setelah mengetahui tujuan, makna, dan komponen teater, tidak lengkap rasanya jika Anda juga tidak mengetahui berbagai bentuk dan aplikasinya. Setidaknya ada 5 jenis teater, antara lain:
1. Teater boneka
Teater boneka sendiri sebenarnya sudah ada sejak jaman kuno. Hal ini dapat dibuktikan dengan penemuan di makam India Kuno, Mesir, serta Yunani. Boneka yang digunakan untuk pertunjukkan umumnya untuk menceritakan sebuah legenda. Untuk memainkan boneka itu biasanya menggunakan tangan dan tongkat. Contoh teater boneka salah satunya adalah Wayang Kulit.
2. Drama musikal
Jenis teater yang kedua adalah drama musikal. Dalam drama ini ada kombinasi dari musik, tari, dan juga seni peran. Nama lain drama musikal yakni opera dan kabaret. Yang membedakan antara opera dan kabaret ialah di dalam kabaret jenis musik serta lagunya bebas. Sedangkan di opera, musiknya adalah orkrestra dan lagu yang dibawakan dengan cara seriosa. Contohnya misalnya adalah drama musikal di televisi yakni Opera Van Java dan lain sebagainya.
3. Teater dramatik
Disini teater yang dibawakan berdasarkan dramatik pemainnya. Perubahan karakter yang ada sangat diperhatikan. Jenis teater yang satu ini lebih menitik beratkan pada situasi cerita seperti realita yang ditunjukkan dan juga kualitas dari pemainnya. Contohnya misalnya adalah Drama Malin Kundang yang memfokuskan pada perubahan karakter Malin sebelum dan sesudah berangkat ke kota.
4. Teaterikalisasi Puisi
Untuk jenis teater yang satu ini, fokus dari pertunjukan dramanya adalah terletak pada karya sastra puisi. Karya puisi tersebut umumnya dibacakan pada sebuah teaterikal puisi dan lebih mengedepankan pada nilai estetika puisinya. Segala hal disetting sedemikian rupa sehingga makna puisi dapat tersampaikan dalam pertunjukan drama.
5. Teater gerak
Untuk jenis drama yang satu ini, fokusnya adalah sesuai dengan nama jenis drama itu sendiri, yakni gerak. Pada teater gerak, dialog yang dibawakan dapat sangat sedikit dan jika memungkinkan bisa tanpa dialog sama sekali. Contoh dari teater gerak ini misalnya adalah pertunjukan pantomim dari karakter Charlie Chaplin. Disini alur cerita benar benar digambarkan melalui gerak dan juga ekspresi muka.
Memang pertunjukan teater selalu memukau, utamanya dari bagaimana seorang aktor atau aktris membawakan jalan ceritanya dengan dialog, ekspresi, dan juga gerak yang dilakukannya. Kamu sebagai generasi muda dapat berperan sebagai pelaku seni atau mungkin pengapresiasi seni dengan cara menontonnya secara langsung pada gedung-gedung pertunjukkan.