Pengertian Teknik Pointilis Serta Sejarah, Cara, Teknik, Alat, Dan Bahan
Pengertian Teknik Pointilis
Teknik pointilis adalah teknik menggambar atau melukis yang memanfaatkan susunan titik yang diolah sedemikian rupa sehingga membentuk suatu objek gambar. Pembentukan objek melalui teknik ini dicapai dengan tingkat kerapatan dan kerenggangan titik yang dibubuhkan. Saat susunan titik rapat, gambar akan tampak lebih gelap dan cocok untuk membentuk bayangan. Sebaliknya, saat susunan titik renggang, gambar tampak terang dan cocok untuk dibuat highlight.
Sejarah Teknik Pointilisme
Teknik ini dalam ranah seni lukis sebetulnya telah digunakan oleh suku Aborigin yang berasal dari benua Australia. Konon, suku ini telah memiliki tradisi untuk melukis menggunakan titik yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka. Namun, sebetulnya teknik itu diperkenalkan pada sekitar tahun 1971 oleh seorang guru seni berkulit putih (orang Barat) yang ditugaskan untuk mengajar di sana. Ia memulai pergerakan mural di sekolah-sekolah yang ada di sana hingga pada akhirnya pergerakan melukis dengan titik ini menjadi ciri khas daerah itu.
Sementara itu, sumber lain menyatakan bahwa teknik ini dipelopori oleh Georges Seurat dan Paul Signac pada tahun 1886, mengakar dari aliran Impresionisme. Mengapa dianggap berasal dari impresionisme? Karena impresionisme sendiri sebelumnya telah memanfaatkan dab atau olesan-olesan kecil yang hampir menyerupai titik untuk menggambarkan objeknya. Bahkan Vincent Van Gogh juga sempat menggunakan teknik ini, diikut oleh rekan-rekannya yang lain seperti Henri-Edmond Cross, John Roy, dan Henri Delavallee. Pada saat itu, teknik ini masih disebut dengan divisionisme sebelum pada akhirnya menjadi pointilisme.
Cara/ Teknik Menggambar Pointilis
Sebetulnya, saat kita menggambar dengan gaya pointilis maka secara tidak langsung kita sedang menggunakan teknik menggambar arsir titik yang biasa disebut dengan stippling. Semakin rapat titik-titik yang dibubuhkan, maka semakin gelap area tersebut dan cocok untuk membuat bayangan. Sementara semakin renggang titik yang dibubuhkan, maka semakin terang bagian itu. Melalui gelap-terang tersebutlah objek dibentuk dalam teknik ini. Perhatikan gambar mata di atas, sayangnya seniman yang menggambarnya menggunakan garis. Hal tersebut adalah salah satu kesalahan yang sering terjadi pada seseorang yang pertama kali mencoba teknik ini.
Hanya gunakan titik dan jangan gunakan garis sedikit pun untuk menjaga konsistensi estetika tekstual utama dari pointilisme. Menggambar dengan menggunakan teknik ini memerlukan kesabaran dan ketelitian yang luar biasa. Alat yang cocok digunakan tentunya adalah drawing pen atau pena tinta. Karena ketukan pensil akan jauh lebih tipis dan lebih sulit diatur. Pensil juga akan cepat aus dan harus lebih sering diserut. Hal tersebut tentunya hanya berlaku bagi teknik menggambar pointilis. Sementara itu, melukis karya pointilisme memiliki beberapa perbedaan fundamental yang akan di bahas pada pemaparan di bawah ini.
Cara/ Teknik Melukis Pointilis
Secara umum teknik lukis pointilis hampir mirip dengan teknik menggambar pointilis. Tingkat kerapatan titik masih menjadi acuan utama dalam menentukan shading (bayangan) dan highlight (titik terang pencahayaan). Namun melukis juga akan lebih memanfaatkan pencampuran warna antarjarak yang terjadi. Misalnya, titik merah yang berdekatan dengan titik kuning dengan tingkat kerapatan yang tinggi akan menghasilkan warna oranye jika di lihat dari kejauhan. Studi kasusnya, aplikasi melukis wajah pointilis akan menyampurkan dua hingga tiga titik warna krem gelap (tua), sedang, dan terang. Berbeda dengan menggambar yang mengharuskan kita untuk mengetuk pensil, melukis pointilis membutuhkan kita untuk sedikit mencocolkan ujung kuas saja.
Bentuk titik yang dihasilkan oleh kuas sangat tergantung dari alat dan bahan yang kita gunakan. Jangan kecewa jika bentuk titik yang dihasilkan tidaklah bulat sempurna atau tampak terlalu menggumpal. Hal tersebut justru merupakan salah satu keindahan alami dari teknik melukis. Lukisan pointilis akan tetap bekerja dan indah dengan ketidaksempurnaan tersebut. Besar titik yang digunakan dalam melukis pointilis lebih fleksibel. Karena, mudah bagi pasangan kuas dan cat untuk menentukan besar tersebut. Semakin besar titik maka semakin tampak pula ketidaksempurnaan gradasi yang terjadi. Namun hal tersebut bukan berarti buruk. Bisa jadi, karya pointilis menjadi semi-abstrak dan memberikan daya estetika tersendiri.
Pertimbangan Alat & Bahan dalam Melukis Pointilis
Melukis menggunakan teknik pointilis memerlukan kuas dengan tingkat kelenturan yang cukup keras. Bahan sintetis atau bulu hog sangatlah ideal. Terutama bahan sintetis yang dirancang khusus untuk cat minyak, karena kuas jenis ini dapat menahan minyak dengan baik. Perlu diingat bahwaka sebagian bulu sintetis sangatlah mudah menjadi terlalu lunak jika terkena minyak, terutama jenis kuas sintetis yang duperuntukkan bagi cat berbasis air seperti akrilik.
Hal tersebut tentunya hanya berlaku bagi cat minyak. Cat akrilik cenderung lebih bersahabat dengan kuas tipe apa pun. Namun baik menggunakan cat minyak atau cat akrilik, kunci utamanya adalah dengan tidak menggunakan medium pencampur secara berlebihan. Selain membuat titik atau totolan cat menjadi lebih tipis, bahan penyampur juga akan terlalu mudah meluber pada kuas jika jumlahnya terlalu banyak. Teknik pointilis membutuhkan cat pekat yang kuat agar dapat berhasil.
Jenis Kuas dalam Melukis Pointilis
Jenis kuas yang digunakan idealnya adalah tipe kuas round yang memiliki bristle (bulu) pendek dan tidak terlalu lebat. Kuas round adalah kuas paling standar yang memiliki bentuk bulat dengan ujung yang runcing seperti pada gambar di bawah ini. Sebagai catatan beberapa produsen kuas juga membuat kuas khusus untuk menciptakan titik. Jika kuas yang dirancang khusus untuk membuat garis disebut dengan Iiner mungkin kuas titik disebut sebagai dotter. Kuas yang dirancang khusus ini dapat ditebak, berbentuk seperti kuas round dengan bulu yang pendek dan tipis, seperti yang telah dideskripsikan di atas.