Pengertian Aliran Romantisisme Serta Sejarah, Ciri, Dan Tokoh

Pengertian Aliran Romantisisme

Aliran Romantisisme adalah aliran yang mengedepankan unsur emosi suatu karya dengan cara penggambaran dan pembangunan citra yang dramatis, teatrikal dan memiliki suasana seperti dalam mimpi (dream-like). Aliran ini menitikberatkan emosi, imajinasi dan ide untuk kembali pada keniscayaan sejarah dan alam. Romantisisme adalah bentuk perlawanan pada seni neoklasik yang terikat pada norma, selalu seimbang namun statis. Gerakan ini juga berusaha untuk memutarbalikkan konvensi sosial, terutama pada kedudukan kaum aristokrat di masa itu.

Aliran Romantisisme diambil dari kata dasar “Roman”. Romantisisme berarti hal yang ke roman-romanan. Roman adalah sastra klasik yang bercerita tentang kehebatan manusia, pencapaian manusia, penaklukan bangsa asing (penjajah) yang disajikan secara dramatis. Di bidang sastra indonesia, aliran ini juga biasa disebut dengan aliran romantik, untuk membedakannya dari istilah romantis. Terkadang banyak orang yang menyebut aliran ini sebagai aliran romantisme (dari romantis). Hal tersebut tidak tepat karena keduanya memiliki makna yang berbeda. Meskipun mirip, sebetulnya keduanya sama sekali tidak memiliki kesepadanan kata sedikitpun. Oleh karena itu istilah yang tepat untuk menyebut aliran ini adalah romantisisme atau romantik, bukan romantis.

Sejarah Aliran Romantisisme

Romantisisme berawal dari akhir abad ke-18 di Eropa Barat. Gerakan artistik romantisisme adalah aliran seni yang berawal dari sastra dan merambah ke seni rupa, hingga ke gerakan intelektual secara umum di masa itu. Istilah Romantisisme pertama kali digunakan di Jerman pada akhir 1700-an oleh kritikus seni August dan Friedrich Schlegal yang menulis buku kritik berjudul romantische Poesie (puisi romantik). Penyair Inggris William Wordsworth menjadi tokoh utama dalam gerakan romantisisme di tahun 1815-an. Wordsworth memiliki gagasan utama bahwa puisi harus menjadi luapan spontan perasaan yang kuat.

Melawan tatanan sosial, kepercayaan setempat, dan nilai-nilai yang mapan Romantisisme menjadi gerakan seni yang dominan di seluruh Eropa pada tahun 1820-an. Sejarah kemunculan aliran romantisisme dipengaruhi oleh datangnya revolusi industri yang mulai meninggalkan kealamian dunia dan destruktif terhadap lingkungan. Banyak seniman yang menolak praktik-praktik industrialisasi yang kurang memperhatikan dampak negatifnya terhadap alam. Meskipun belum dikategorikan sebagai seni modern, romantisisme telah melawan gerakan seni klasik yang telah mapan sebelumnya. Romantisisme sudah mulai mengeksplorasi bentuk estetis lain yang tidak hanya mencari keindahan suatu objek belaka. Romantisisme menggali nilai luhur yang agung dari suatu subjek, sebagai pengganti kecantikan dan keindahan fisik.

Ciri-Ciri Aliran Romantisisme

Romantisisme tidak dapat diidentifikasi dengan suatu gaya, teknik, atau sikap yang tunggal, namun memiliki ciri umum yang seragam. Beberapa ciri-ciri aliran romantisisme adalah sebagai berikut.

  • Imajinatif; Meskipun tetap realistis (tidak ada fantasi), adegan yang digunakan pada romantisisme cenderung tampak teatrikal dan bukan pemandangan sehari-hari, untuk menciptakan adegan tersebut diperlukan daya imajinasi yang tinggi.
  • Subjektif; Penciptaan seni dianggap sebagai ekspresi diri seniman.
  • Menggunakan intensitas emosional yang tinggi.
  • Pencitraan atau suasana memiliki kualitas dream-like (seperti mimpi).
  • Menggambarkan perasaan kuat yang tidak harfiah atau menggunakan perumpaan dan simbol.

Tokoh Aliran Romantisisme, Karya & Penjelasan

Fransisco Goya

Francisco Goya dianggap sebagai seniman romantisisme asal Spanyol yang paling penting pada akhir abad 18-an. Sepanjang karirnya Goya banyak mengabadikan sejarah melalui lukisannya. Goya sering disebut sebagai Old Masters yang terakhir dan pelukis modern yang pertama (transisi dari renaisans menuju romantisisme). Selain melukiskan sejarah dia juga sering melukis potret bernuansa kontemporer (pada masanya) yang berarti sudah meninggalkan tradisi neoklasik.

Contoh Aliran Romantisisme: The Second of May 1808 & Penjelasan

Lukisan ini adalah salah satu contoh sejarah yang dilukiskan oleh Fransisco Goya. Goya menyaksikan sendiri pendudukan Perancis di Spanyol pada tahun 1808. Upaya untuk menurunkan kerajaan Spanyol dari Madrid memicu pemberontakan yang luas. Pemberontakan itu terjadi pada 1-2 Mei 1808. Goya mengabadikan peristiwa tersebut dengan lukisan yang mereka adegan tanpa menyaksikannya secara langsung. Ia hanya mengetahui informasi tersebut, lalu menggambarkan dengan imajinasinya. Lukisan ini adalah salah satu contoh bagaimana para seniman romantik bekerja dengan imajinasi tinggi dan mempresentasikannya dengan cara yang dramatis melalui adegan peperangan yang sengit.

Baca Juga:  Pengertian Aliran Dadaisme Serta Ciri, Sejarah, Pengaruh, Dan Tokoh

J.M.W Turner

Joseph Mallord William Turner adalah seniman asal Inggris yang dikenal dengan pewarnaan ekspresif, pemandangan imajinatif dan gambar dramatis. Sehingga dapat dengan mudah diketahui bahwa ia adalah seniman beraliran romantisisme. Lukisan Turner yang paling terkenal adalah lukisan pemandangan lautanya. Turner lahir di Maiden Lane, Covent Garden, London, di keluarga kelas menengah rendah yang sederhana. Dia tinggal di London sepanjang hayatnya, mempertahankan aksen kampungnya dan tetap bersikap rendah hati di masa tenarnya. Turner belajar di Royal Academy of Arts dari tahun 1789. Selama belajar disana, dia juga menjabat sebagai juru gambar arsitek (drafter). Ia membuka galeri sendiri pada tahun 1804 dan menjadi profesor di Royal Academy pada tahun 1807 dan mengajar sampai tahun 1828. Ia gemar melakukan perjalanan keliling Eropa dari tahun 1802 dan pulang membawa banyak sketsa pemandangan di perjalanannya.

Contoh Karya Aliran Romantisisme: Fishermen at Sea & Analisis

Lukisan ini adalah lukisan pertama yang dipamerkan Turner di Royal Academy. Pemandangan terang bulan ini merupakan salah satu trendsetter pemandangan malam hari di abad ke-18. Cahaya bulan yang kontras tidak dapat ditandingi oleh cahaya halus lentera yang berkedip-kedip. Turner seakan ingin menekankan bahwa kekuatan alam tidak dapat ditandingi oleh manusia. Ombak yang tampak tidak tenang memberikan tensi lebih pada suasana lukisan. Tidak hanya itu, di background lukisan terdapat siluet batu karang yang ditakuti oleh para nelayan di masa itu, karena berbahaya dan kerap memakan korban terutama di setting malam hari yang gelap.

Caspar David Friedrich

Caspar David Friedrich adalah pelukis pemandangan Romantik Jerman abad ke-19. Ia adalah salah satu seniman Jerman yang paling berpengaruh pada masanya. Ia juga menjadi tokoh terpenting dalam sejarah Romantisisme. Friedrich terkenal karena lukisan pemandangan alegoris atau bersifat simbolis universal, seperti fabel; cerita bintang yang menyimbolkan perilaku manusia. Lukisan Friedrich biasanya menampilkan sosok kontemplatif dalam pemandangan yang berhadapan dengan gelapnya malam, kabut pagi, pohon tandus atau reruntuhan kuno. Minat utama Friedrich adalah perenungan terhadap alam dunia dan karyanya yang seringkali simbolis berusaha menyampaikan tanggapan subjektif dan emosional terhadap alam. Lukisan Friedrich biasanya menempatkan kehadiran manusia dalam perspektif kecil di tengah pemandangan yang besar. Perspektif tersebut menurut sejarawan seni Christopher John Murray mengarahkan pandangan pemirsa terhadap dimensi metafisik mereka.

Wanderer above a Sea of ​​Fog & Analisisnya

Wanderer above a Sea of Fog menggambarkan seorang pria yang memegang tongkat, berdiri di atas bebatuan yang menghadap ke sebuah hamparan bukit yang berbatu dan berkabut. Rambutnya tertiup angin di depan langit yang dipenuhi oleh awan putih yang sulit dibedakan dari kabut. Latar dibelakangnya juga sangat berkabut dan membuat gunung yang berada dibelakangnya nyaris tak terlihat. Friedrich mengibaratkan pemandangan tersebut sebagai lautan kabut. Ini merupakan salah satu contoh gaya berpikir seniman romantisisme yang selalu menggunakan simbolisme dan perumpamaan dalam lukisannya.