Pengertian Ukulele Serta Sejarah Dan Jenis
Pengertian Ukulele
Ukulele merupakan alat musik petik sejenis gitar berukuran kecil sekitar 20 inci, dan merupakan alat musik asli Hawaii yang ditemukan sekitar tahun 1879. Alat musik ‘Ukulele’, dalam Bahasa Hawaii memiliki arti ‘kutu loncat’. Gitar “kecil” ini memiliki 4 sampai 10 senar dan memiliki nada yang besar dan suara yang indah. Alat musik ini tergolong chordophone karena sumber bunyinya berasal dari petikan dawai atau senar. Ukulele yang dikenal di Indonesia terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Ukulele stem A atau “Cak” yang berdawai 4 terbuat dari baja, dengan tuning pada setiap senar bernada g2-b2-e2-a2;
2. Ukulele stem E atau “Cuk”, berdawai 3 terbuat dari nilon, dengan stem nada g2-b1-e2. Senar b1 yang terletak di tengah berukuran lebih besar dibandingkan senar lainnya.
Berdasarkan suara yang dihasilkan, ukulele dibedakan menjadi ukulele soprano (21 inchi), ukulele concert (23 inchi), ukulele tenor (26 inchi), dan ukulele baritone (30 inchi). Ukulele bisa dimainkan sebagai instrument tunggal, atau dikolaborasikan dengan berbagai macam alat musik dari berbagai aliran seperti jazz, country, reggae, dan rock.
Sejarah Di Dunia
Kehadiran ukulele dalam kancah musik dunia berawal pada tahun 1878 dengan perjalanan orang-orang Portugis dari Madeira (Azores), menuju Pulau Hawaii melalui Afrika Selatan untuk mencari penghidupan baru. Salah seorang di antara mereka ada yang membawa gitar kecil “Braginho”, buatan kota Braga di Portugis. Ukurannya yang kecil dengan bentuk simpel memudahkan Braguinha atau Braginho untuk dibawa kemana-mana. Tidak butuh waktu lama hingga alat musik ini menjadi sangat populer di Hawaii setibanya orang-orang Portugis disana. Permainan Braginho diperkenalkan di depan khalayak ramai untuk pertamakalinya oleh seorang imigran Portugal bernama Joao Fernandez di tahun 1879. Permainan jarinya sangat cepat, jari jemarinya sangat cekatan dan seperti terbang ketika memetik kord (kunci) dalam memainkan lagu. Mirip kutu loncat, sehingga penduduk setempat menyebut alat musik yang dimainkannya dengan ukulele, dari asal kata oo-koo-lay-lay, dimana uku dalam bahasa Hawaii artinya adalah kutu. Gitar berukuran kecil ini juga dikenal sebagai “cavaquinhos”, yang artinya sepotong kayu kecil, karena memang badan ukulele terbuat dari kayu.
Sejarah Di Indonesia
Ukulele masuk ke Indonesia juga melalui orang-orang Portugis yang datang ke kepulauan Maluku di bawah komando Alfonso d’Alburqueque di tahun 1512. Bunyi alat musik dan nyanyian para pelaut ini terdengar agak aneh, karena penduduk setempat terbiasa memainkan alat musik tradisional bernada pentatonik, sedangkan mereka menggunakan nada diatonik yang universal. Masyarakat setempat berusaha untuk menirukannya tetapi terbentur pada cengkok dan gaya musik tradisional yang sangat mempengaruhi dalam penyajian musiknya. Dari ‘keruwetan’ inilah berawal embrio musik keroncong Indonesia. Nama keroncong sendiri berasal dari ukulele yang ketika dimainkan berbunyi “crung crung crung” atau “crong crong crong”. Itulah sebabnya alat musik ukulele dijuluki “gitar kencrung”, yang di lidah orang Indonesia lebih mudah diucapkan “kentrung”, hingga juga muncul sebutan kentrung untuk menamakan ukulele. Alat musik ukulele dan cikal bakal musik keroncong kemudian menyebar ke kota-kota di daerah pesisir melalui para pelaut Portugis dan keturunannya hasil kawin campur dengan penduduk di tempat-tempat yang disinggahinya. Dari Pulau Ambon, ukulele kemudian menyebar ke Makassar hingga tiba di pelabuhan Batavia di tahun 1513, sebelum akhirnya mundur karena serangan pasukan Fatahillah di tahun 1527.
Jenis-Jenis Alat Musik Ukulele
1. Tenor
Ukulele jenis Tenor berukuran fingerboard sekitar 43 cm, dengan ukuran itu maka akan membuat ukulele lebih stabil dalam memainkan pitch. Suara yang dihasilkan dari jenis ini pun lebih mirip dengan gitar. Ukulele tenner/tenor berjenis suara yang ekspresif. Beberapa Hawaiian menggunakan ukulele tenor agar menghasilkan suara yang rendah. Semakin besar ukuran dan senarnya, maka jangkauan suaranya akan semakin luas.
2. Soprano
Jenis ini merupakan ukuran yang paling kecil dari fingerboard ukulele lainnya. Ukulele ini sangat mudah dibawa kemana pun. Soprano sangat cocok untuk orang yang memiliki jari-jari kecil dan ingin mulai belajar memainkan ukulele, Suara yang dihasilkan pun bentuknya sangat khas dan terdengar mirip seperti ukulele tradisional.
3. Concert
Ukulele concert memiliki fingerboard yang lebih besar dan panjang. Ukulele ini cocok untuk orang yang memiliki jari tangan yang besar. Ukuran fingerboard yang panjang akan memudahkan dalam mengatur pitch.
4. Baritone
Ukulele ini memiliki tunning yang sama dengan gitar, yaitu D-G-B-E. Ukuran fingerboard-nya sendiri berkisar 50 cm, lebih kecil daripada gitar. Baritone menjadi ukulele yang paling sedikit dimainkan daripada ukulele lainnya. Awalnya, jenis ini berfungsi sebagai bass dalam susunan ukulele. Namun, sejak adanya kehadiran bass, baritone berubah menjadi penegah antara bass dengan soprano, tenor, dan concert. Meskipun begitu, saat ini masih banyak orang yang menggunakan ukulele baritone sebagai ukulele bass.
5. Bass
Bass merupakan jenis baru yang muncul sebagai inovasi alat musik baru yang bebeda dari ukulele lainnya. Bass pertama kali dicetuskan oleh perusahaan bernama Road Toad. Tahun 2007, perusahaan tersebut bekerja sama denga salah satu pembuat ukulele tersohor, yaitu Kala. Keduanya menciptakan dan memasarkan ukulele ini dengan harga yang terjangkau. Jenis ini memiliki ukuran serupa ukulele baritone. Hasil suaranya sendiri membentuk tunning E-A-D’-G’.