Pengertian Batik Serta Karakteristik, Jenis, Motif Dan Maknanya

Pengertian Batik

Batik merupakan hasil karya dari tangan manusia secara langsung dengan menggunakan canting sebagai media untuk menggambar dengan menggunakan lilin malam sehingga menghasilkan karya yang indah, seperti dikutip di buku Warisan Budaya Batik oleh Dena Rizqia. Ada pula pendapat lain mengenai pengertian batik, yaitu kain bergambar yang dibuat khusus dengan cara menuliskan lilin pada kain mori (kain tenun berwarna putih). Kemudian, kain tersebut diolah melalui proses tertentu, sehingga menjadi pakaian bernilai guna tinggi. Secara etimologi, istilah batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu ambatik. Amba artinya kain yang lebar, sedangkan kata titik atau matik dalam bahasa Jawa merupakan kata kerja yang artinya membuat titik. Jadi disimpulkan, batik adalah titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar sehingga menghasilkan pola-pola yang indah

Karakteristik Batik

Kain batik mempunyai ciri yang unik yang tidak dimiliki oleh jenis kain lainnya, akan tetapi terdapat perbedaan antara ciri-ciri batik modern dan batik tradisional. Adapun ciri-ciri batik:

A. Ciri Batik Tradisional

1. Coraknya memiliki makna simbolik

2. Corak batik terdapat variasi hias seperti motif ular, geometris, barong, dan lain sebagainya

3. Warnanya cenderung gelap, seperti warna coklat tua, hitam, dan putih

4. Motif batik umumnya membawa ciri khas daerah asalnya

B. Ciri Batik Modern

1. Corak dan polanya tidak mengandung makna khusus

2. Jenis hias utama didominasi tumbuhan atau rangkaian bunga

3. Motif dan polanya tidak mencerminkan khas daerah asal

4. Warnanya cenderung bebas, biasanya warna-warna yang dipilih adalah merah tua, biru, kuning, dan ungu, dan lain sebagainya

Jenis-Jenis Batik

Jenis batik Indonesia sangatlah beragam. Berbagai pengaruh dari tradisi klasik sampai yang modern dan abstrak turut menyemarakkan jenis batik di Indonesia. Selain itu, banyak jenis jenis batik di Indonesia juga disebabkan oleh interaksi bangsa-bangsa asing, baik melalui perdagangan, hubungan diplomatik, maupun karena penjajahan bangsa Barat di Indonesia. Berikut jenis-jenis batik yang ada di Indonesia beserta dengan penjelasannya

1. Batik Tulis

Batik tulis dibuat secara manual dengan menggunakan tangan dengan alat bantu canting untuk menerakan malam pada corak batik. Pembuatan batik tulis memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi karena setiap motif berpengaruh pada hasil akhir. Motif yang dihasilkan dengan cara ini tidak akan sama persis. Kerumitan ini yang menyebabkan harga batik tulis sangat mahal.

2. Batik Cap

Batik cap dibuat dengan menggunakan cap atau semacam stempel motif batik yang terbuat dari tembaga. Proses pembuatan batik jenis cap membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik ini biasanya diproduksi secara massal dengan harga yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dan, karena dibuat dalam jumlah banyak, maka batik ini dapat ditemukan dalam berbagai corak dan warna yang sama.

3. Batik Lukis

Batik lukis dibuat dengan melukiskan motif menggunakan malam pada kain putih. Pembuatan motif batik lukis tidak terpaku pada pakem motif batik yang ada. Motifnya dibuat sesuai dengan keinginan pelukis tersebut, tetapi bisa juga dibuat berdasarkan pesanan pembeli. Batik lukis ini mempunyai harga yang mahal karena tergolong batik yang eksklusif dan jumlahnya terbatas. Di sisi lain, batik lukis ini jarang digunakan untuk pakaian, karena kurang lazim. Biasanya batik lukis hanya digunakan sebagai pajangan.

4. Batik Pecinaan

Batik pecinaan ini awal mulanya dibuat oleh keturunan dari para perantau Cina di Indonesia, biasanya mereka memproduksi batik pecinaan untuk komunitas sendiri dan diperdagangkan. Batik pecinaan memiliki warna yang cukup variatif dan cerah. Dalam selembar kain, mereka dapat menampilkan bermacam-macam warna. Motif yang digunakan pun banyak mengandung unsur budaya Cina, seperti motif burung huk (merak) dan naga, selain itu pola batik pecinaan lebih rumit dan halus. Pada zaman dahulu, batik pecinaan digunakan sebagai sarung dan dipadukan dengan kebaya encim sebagai busana khas para perempuan keturunan Cina di Indonesia. Di masa sekarang, batik pecinaan masing sering diangkat sebagai tren mode di waktu tertentu, terutama bila menjelang tahun baru Imlek.

Baca Juga:  Pengertian Aliran Futurisme Serta Kebangkitan, Konsep, Ciri, Dan Seniman

5. Batik Belanda

Sama seperti warga keturunan Cina, warga keturunan Belanda juga banyak yang membuat dan memproduksi batik. Batik yang dihasilkan warga keturunan Belanda mempunyai ciri khas tersendiri dan sering disebut dengan batik belanda. Motif yang digunakan pada batik belanda biasanya bunga-bunga yang banyak terdapat di Eropa, seperti tulip, dan tokoh-tokoh cerita dongeng yang terkenal di negeri asalnya. Batik Belanda diproduksi di Pekalongan sepanjang abad ke 19 sampai abad ke 20.

6. Batik Jawa Hokokai

Batik jenis ini muncul pada masa kedudukan Jepang, yaitu tahun 1942-1945. Modelnya pagi sore, yaitu dalam satu kain terdapat dua pola atau corak yang berbeda. Motif terbanyak adalah motif bunga, seperti bunga sakura dan bunga krisan. Hampir semua batik jawa hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail, seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.

7. Batik Rifa’iyah

Batik rifa’iyah mendapatkan pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam, motif-motif yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai dengan aslinya. Oleh karena itu, corak dalam batik rifa’iyah yang berupa motif hewan kepalanya terpotong. Dalam ajaran Islam, semua wujud binatang sembelihan yang dihalalkan harus dipotong kepalanya.

Motif Batik dan Maknanya

Motif batik biasanya membawa makna dan harapan tertentu bagi orang yang mengenakannya. Berikut beberapa jenis motif batik beserta maknanya, seperti dilansir dari situs Kemenperin RI, antara lain:

1. Motif Alas-Alasan

Alas-alasan dalam bahasa Jawa diartikan sebagai hutan-hutanan. Motif alas-alasan termasuk bagian dari motif tradisional, pada motif pola ini terdapat berbagai macam binatang, dari binatang kecil hingga binatang yang cukup besar Makna dari motif alas-alasan diharapkan mampu mengajak orang lain untuk selalu mawas diri, arif, dan bijaksana dalam menjalani kehidupan di dunia yang penuh rintangan.

2. Motif Gurdho Latar Kembang

Motif gurdho latar kembang memiliki makna kedudukan yang baik. Digambarkan oleh ornamen mahkota yang gagah serta dikelilingi keharuman bunga di sekitarnya. Motif gurdho latar kembang memiliki pengharapan agar yang mengenakannya mendapatkan kedudukan yang pantas dan baik.

3. Motif Kokrosono

Motif kokrosono ini mempunyai filosofi dharma, kemakmuran, dan teguh hati. Kokrosono diambil dari tokoh pewayangan Raden Kokrosono yang memiliki karakter yang baik hati. Penggunaan batik motif kokrosono diharapkan menjadi sosok yang selalu siap berkorban untuk kepentingan orang lain, atas dasar cinta dan pengharapan mewujudkan dunia yang ideal. Tidak pernah berhitung untung dan rugi atas yang dipilihnya.

4. Motif Sido Mulyo

Sido berarti jadi, sedangkan mulyo artinya kecukupan dan kemakmuran. Diharapkan yang memakai batik ini diberikan kecukupan dan kemakmuran. Motif sido mulyo sering dikenakan pengantin pada hari pernikahannya, dengan harapan agar keluarga yang dibina memperoleh kemuliaan. Salah satu ornamen pada batik sido mulyo ini adalah ornamen rumah yang dikelilingi lung-lungan. Ornamen tersebut menggambarkan sebuah rumah yang asri dan penuh ketentraman.

5. Motif Mega Mendung

Motif mega mendung asal Cirebon ini bercorak seperti susunan awan dengan pewarnaan gelap seperti merah tua, biru tua, atau kecoklatan. Mempunyai garis lengkung yang tersusun beraturan. Makna dari motif mega mendung menggambarkan kehidupan manusia yang selalu berubah-ubah dalam mencari jati dirinya.

6. Motif Parang Rusak

Motif parang rusak merupakan motif yang terbentuk dari pola dua baris daun-daun yang runcing dan bersegi tiga serta ditempatkan berhadap-hadapan sehingga ujungnya saling berpautan. Motif parang rusak memiliki beberapa tafsiran yang berbeda. Pertama, motif parang rusak dikatakan memiliki makna kurang baik karena lukisan parangnya yang bertekuk seperti pedang yang tidak sempurna. Parang rusak juga bermakna pedang untuk melawan kejahatan dan kebatilan sehingga hanya boleh dipakai oleh orang-orang yang berkuasa, seperti raja dan para penguasa. Kedua, motif parang rusak diartikan sebagai lambang pertumbuhan yang penuh kekuatan dan kecepatan. Hal ini ditandai oleh munculnya lambang khas raja, yaitu bunga lotus. Parang rusak seringkali dianggap sebagai simbol kesucian dan kekuatan.