Pengertian Seni Tari Reog Ponorogo Serta Sejarah, Fungsi, Jenis, Dan PeranPemain

Pengertian Seni Tari Reog Ponorogo

Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian tradisional Jawa Timur. Salah satu seni pertunjukkan yang kentalm dengan hal-hal yang berbau mistis dan juga ilmu kebatinan yang diketahui berasal dari Kabupaten Ponorogo. Oleh karena itu lebih populer dengan sebutan Reog Ponorogo. Identitas dari reog pun sangat melekat dengan kabupaten yang berbetasan langsung dengan Jawa Tengah ini. Selain telah mendapatkan julukan Kota Reog atau Bumi Reog, pernak-pernik dari reoh pun banyak dijumpai, termasuk di gerbang pintu masuk Ponorogo.

Sebetulnya, selain di daerah Ponorogo, istilah dari Reog juga dapat mewakili nama dari kesenian yang berada di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di daerah Jawa Barat, reog merupakan nama dari kesenian tradisional Sunda yang dibawakan oleh empat orang dengan memainkan gendang. Adapun di daerah Jawa Tengah ada sebuah kesenian reog yang berasal dari Kabupaten Brebes yang dapat dimainkan oleh dua orang bertopeng. Sayangnya seni reoh yang ada di kedua provinsi ini sudah menjadi pertunjukan yang sulit untuk dijumpai karena jarangnya permintaan tampil.

Sejarah Seni Tari Reog Ponorogo

Terdapat beberapa versi yang berkembang tentang sejarah seni reog di daerah Jawa Timur. Cerita populer yang telah melatarbelakangi Reog Ponorogo merupakan cerita Tentang Pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi atau Raja Majapahit ke-15. Selain itu disebabkan juga oleh kuatnya pengaruh istri raja yang berasal dari daerah Tiongkok, pemberontakan ini juga dipicu oleh pemerintahan yang korup. Ki Ageng Kutu kemudian meninggalkan Majapahit dan mendirikan sebuah Perguruan yang mengajarkan seni bela diri kepada kaum muda termasuk juga Ilmu Kekebalan Diri dan juga Ilmu Kesempurnaan.

Karena sadar pasukannya terlalu sedikit jika harus melawan beberapa pasukan kerajaan, maka pesan politis dari Ki Ageng Kutu ini disampaikan melalui seni Reog. Secara tidak langsung, pertunjukan seni reog tercipta sebagai “sindiran” kepada Raja Kertabhumi. Pagelaran dari Reog menjadi cara dari Ki Ageng Kutu untuk membangun perlawanan masyarakat lokal memakai kepopuleran Reog. Topeng Singa Barong ini dapat disimbolkan sebagai Raja Kerabhumi. Sedangkan di atas topeng ini sudah ditancapkan kipas raksasa. Kipas ini yang terbuat dari bulu-bulu merak sebagai salah satu simbol kuatnya pengaruh cina terhadap raja Majapahit.

Adapun Jathilan oleh para penari gemblak yang mengisyaratkan kekuatan pasukan kerajaan, sebagai perbandingan kontras dengan warok. Dalam hal ini, warok yang berada di balik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu. Warok sudah menjadi pengambaran tentang perjuangan seorang diri Ki Ageng Kutu tersebut. Dapat digambarkan bahwa ia menopang berat topeng singa barong yang beratnya dapat mencapai lebih dari 50 kg, hanya dengan memakai giginya. Seiring dengan berjalannya waktu, kesenian Reog oleh Ki Ageng Kutu ini pun semakin populer. Hal ini disebabkan karena Raja Kertabhumi menyerang perguruan Ki Ageng Kutu sampai pemberontakkan dapat diatasinya.

Meskipun perguruannya telah dilarang untuk mengajar tentang warok, murid-murid dari Ki Ageng Kutu tetap saja melanjutkannya secara diam-diam. Adapun beberapa kesenian reog ini sendiri masih boleh untuk dipentaskan karena sudha menjadi salah satu pertunjukn populer di masyarakat. Reog ini boleh saja ditampilkam namun dengan jalan cerita yang mempunyai alur baru.di dalam pementasannya ditampilkan beberapa karakter dari cerita rakyat Ponorogo yakni Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu. Pada saat ini alur cerita resmi dari Reog Ponorogo yaitu cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat untuk melamar putri Kediri Dewi Ragil Kuning.

Di sebuah tengah perjalanan ia dicegat atau dihadang oleh Raja Singabarong dari Kediri yang berpasukan merak dan singa. Dari pihak Kerajaan Ponorogo ada Raja Kelono yang wakilnya Bujang Anom. Keduanya tersebut dikawal oleh warok seorang pria yang berpakaian hitam-hitam dalam tariannya. Menariknya, warok yang dimaksud tersebut mempunyai ilmu hitam yang sangat mematikan. Seluruh tarian yang ada di dalam Reog Ponorogo adalah tarian perang antara kerajaan Kediri dan kerajaan Ponorogo. Kedua kerajaan tersebut saling beradu ilmu hitam. Pada umumnya pada penari dalam keadaan “kerasukan” saat mementaskan tariannya.

Baca Juga:  Pengertian Seni Tari Gambyong Serta Sejarah, Ciri, Dan Karakteristik

Makna Dan Fungsi Seni Tari Reog Ponorogo

Seperti yang sudah sedikit saya jelaskan diatas, bahwa tarian ini pada awalnya digunakan untuk menyindir seorang raja yang selalu berada dibawah hasutan istrinya. Maka dapat disimpulkan bahwa tarian ini mempunyai makna untuk tidak boleh terus menerus dibawah perintah orang lain, kita harus dapat mempunyai pendirian sendiri. Selain dari makna tersebut, tarian ini juga mempunyai beberapa fungsi yang terkandung di dalamnya. Fungsi-fungsi yang terdapat di dalam tarian reog Ponorogo antara lain sebagai berikut ini:

  • Media hiburan atau sebagai pertunjukan.
  • Aspek sosial budaya.
  • Aspek ekonomi.
  • Sebagai pemersatu antara masyarakat.

Selain itu dapat dijadikan sebagai media hiburan, pementasan tari reog ini juga dapat meningkarkan kualitas dan nama baik kampung halamannya, khususnya di daerah Ponorogo.

Jenis Tarian Seni Tari Reog Ponorogo

Ketika penampilan tari reog Ponorogo ini sendiri terdapat 3 janis tarian di dalamnya, yaitu berupa tari pembuka, tari inti dan juga tari penutup. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah penjelasannya:

Tarian Pembuka

Pada jenis tarian pembuka ini umumnya akan dibawakan oleh 8 orang penari pria dengan memakai kostum atau busana serba hitam dengan muka yang di poles dengan warna merah. Para penari pada bagian ini umumnya digunakan untuk menggambarkan sosok singa yang pemberani.

Tarian Inti

Setelah pada bagian tari pembuka sudah selesai, maka akan dilanjutkan dengan tarian ini dari kesenia tari reog. Untuk isi dari tarian ini sendiri tergantung pada sebuah acara yang sedang diselenggarakan. Misalnya saja seperti acara pernikahan, maka yang akan ditampilkan yaitu dengan percintaan. Sementara apabila acaranya sebuah hajatan khitanan, maka yang akan ditampilkan yaitu cerita tentang seorang pendekar.

Tarian Penutup

Pada bagian tarian penutup ini akan diisi sebuah adegan topeng singo barong, dimana untuk para penarinya akan memakai topeng yang berbentuk singa. Toepng singo barong ini kurang lebih mencapai 50-60 kg dan akan dibawa oleh para penari dengan cara digigit dengan giginya tersebut. Masyarakat telah percaya bahwa yang membawa topeng ini mempunyai kemampuan spiritual misalnya puasa dan juga tapa. Untuk pola lantai yang dikenakan dalam tari reog Ponorogo ini yaitu pola lingkaran.

Peran Pemain Seni Tari Reog Ponorogo

Pada saat pementasan tari reog Ponorogo ini tidak akan diisi oleh para penari yang mempunyai peran dan sebutan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang mengisi tarian ini antara lain sebagai berikut ini:

1. Jathil

Jathil merupakan salah satu tokoh yang berperan untuk menggambarkan dari prajurit berkuda yang merupakan salah satu tokoh dalam kesenian reog ini.

2. Warok

Tokoh warok atau wewerah yang artinya seorang yang telah memberikan tuntunan dan juga perlindungan tanpa pamrih dan bertekad diri.

3. Barongan (Dadak Merak)

Berongan atau dadak merak ini merupakan peralatan dari tari merak dalam kesenian reog Ponorogo. Topeng kepala harimau ini yang terbuat dari kerangka kayu, bambu dan rotan ditutupi dengan kulit harimau gembong. Di tambah juga dengan hiasan bulu merak yang sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik-manik atau tasbih. Sementara untuk krakap yang terbuat dari kain beludru ini adalah aksesoris dan juga tempat menuliskan identitas groub reog. Topeng barongan atau dadak merak ini mempunyai panjang 2,25 meter, lebar 2,30 meter dan juga beratnya hampir 50-60 kilogram.

4. Klono Sewandono

Klono sewandono adalah salah satu penggambaran dari seorang raja sakti mandraguna, tampan dan juga mempunyai pusaka andalah yaitu Cemeti Klino Sewandono atau Raja Kelono. Pusaka ini sangat ampuh sekali yang dapat disebut dengan Pecut Samandiman, kemanapun raja ini pergi akan selalu membawa pusaka tersebut.

5. Bujang Ganong (Ganongan)

Patih Bujangga Anom atau Bujang Ganong ini merupakan salah satu tokoh seorang patih muda yang sangat cekatan, berkemauan keras, jenaka, sakti dan juga cerdik. Tokoh ii sangat enerjik dan kocak, serta mempunyai keahlian dalam seni bela diri yang sangat hebat.